Wednesday, April 22, 2009

Inilah Aku, Lantas Kamu Siapa... ?

Aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan di tengah masyarakat, dan warga negara yang menginginkan agar umatnya mendapat kemuliaan, kemerdekaan, kestabilan, dan kehidupan yang baik dalam naungan Islam yang hanif.

---

Seorang wartawan mewancarai Imam Syahid Hasan Al Banna tentang pribadi beliau dan meminta agar beliau menjelaskannya untuk masyarakat.

Maka Imam Syahid – semoga Alloh merahmatinya – menjawab,

”Aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan di tengah masyarakat, dan warga negara yang menginginkan agar umatnya mendapat kemuliaan, kemerdekaan, kestabilan, dan kehidupan yang baik dalam naungan Islam yang hanif.

Aku adalah lelaki bebas yang telah mengatahui rahasia keberadaannya, kemudian berseru,
”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Alloh, Tuhan Semesta alam yang tiada sekutu bagiNya. Dengan itulah aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Inilah Aku, Lantas Kamu Siapa ...?"

--Hasan al Banna, Risalah Pergerakan

..ini jawabku..
Aku adalah seorang ibadurrahman, seorang hamba Allah Yang Maha Penyayang, yang berusaha tiap hari bisa lebih baik dari hari kemarin, lebih baik dalam iman dan amal shalih, dengan selalu mengikhlaskan diri dalam beribadah pada-Nya,
berharap rahmat fadhillah dan maghfirah-Nya.
insya Allah.. :)

Friday, April 17, 2009

menjadi pribadi yang menarik

Kita tumbuh bertahap seperti sekuntum bunga,
ada pribadi yang bernilai karena indah dalam pandangan,
dan ada yang bernilai karena indahnya semerbak semangat yang terpancar dari pribadinya.

Semangat adalah kekuatan pribadi yang menjadi daya tarik utama Anda.

Dengan semangat untuk mendatangkan kebaikan kepada orang lain, siapapun akan menjadi pribadi yang menarik.

--Mario Teguh, I Want It That Way

Thursday, April 16, 2009

..selalu..perbaiki hubungan dengan Allah..selalu..

Apa yang kita pikirkan, Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan.

Yang harus kita pikirkan adalah
bagaimana dekat dengan Allah,
selanjutnya Allah yang akan mengurus.

Kalau hubungan kita dengan Allah bagus,
semua akan beres.

Barangsiapa yang dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan dicukupkan segala kebutuhannya. (QS Ath Thalaq)

Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah
tetapi
hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

--quote from Aa Gym--

Wednesday, April 15, 2009

blocking waktu sholat

Dalam agenda harian kita, seharusnya, yang pertama di-blokir adalah waktu sholat, barulah kemudian kegiatan-kegiatan yang lain. Kenyataannya yang seringkali terjadi adalah, pas masuk waktu sholat, eeh, ngetik belum selesai, laporan belum rampung, ini belum beres, itu belum kelar, duh..

Padahal seharusnya yang terjadi adalah sebaliknya, kita blok terlebih dahulu waktu shalat kita, sediakan space dalam agenda harian kita, untuk shalat 5 waktu dan tidak diisi oleh kegiatan lain.

Maka insya Allah kegiatan lain akan menyesuaikan waktu shalat kita itu, karena kita sudah memblokir space kapasitas ruhiyah kita, sementara kegiatan lain akan mengisi sisanya.

--
diadaptasi dari : Isti’ab ad-Da’awy
re-post from my-MP (http://lifeuniversity.multiply.com/journal/item/81)

Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu

"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah."

"Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah)"

MINTALAH TOLONG KEPADA ALLAH

Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda :

"Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah.

Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering."

(HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih.)

Dalam riwayat selain Tirmidzi : “Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah).

Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”) .

Penjelasan :

Riwayat hidup ‘Abdullah bin ‘Abbas sudah banyak dikenal. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendo’akannya dengan sabdanya :

“Ya Allah, jadikanlah dia paham tentang agamanya dan ajarkanlah kepadanya penafsiran Al Qur’an”.

Nabi juga mendo’akannya agar diberi hikmah dua kali. Ada riwayat yang sah dari dirinya bahwa dia pernah melihat Jibril dua kali. Ia adalah ulama yang kaya ilmu di kalangan umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melihatnya sebagai seorang anak yang patut menerima pesan beliau.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya : “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu”, maksudnya hendaklah kamu menjadi orang yang taat kepada Tuhanmu, melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu”, maksudnya hendaklah beramal karena-Nya dengan penuh ketaatan sehingga Allah tidak memandangmu sebagai orang yang menyalahi perintah-Nya, niscaya kamu akan mendapati Allah menjadi penolongmu di saat situasi sulit, seperti yang pernah terjadi pada kisah tiga orang yang tertimpa hujan lebat lalu mereka berlindung di dalam gua, kemudian pintu gua tertutup batu.

Pada saat itu mereka berkata kepada sesamanya : “Ingatlah kebaikan yang pernah kamu lakukan, lalu mohonlah kepada Allah dengan kebaikan itu supaya kamu diselamatkan”. Kemudian masing-masing menyebut kebaikan yang pernah dilakukan, maka batu penutup gua itu kemudian terbuka lalu mereka dapat keluar. Kisah mereka ini popular dan terdapat pada Hadits shahih.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah”, memberikan petunjuk supaya bertawakkal kepada Allah, tidak bertuhan kepada selain-Nya, tidak menggantungkan nasibnya kepada siapa pun baik sedikit ataupun banyak.

Allah berfirman :

“Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah maka Allah pasti akan memberinya kecukupan”. (QS. Ath Thalaq : 3)

Berapa besar ketergantungan seseorang kepada selain Allah baik dalam hatinya maupun dalam angan-angannya, maka sebesar itu pula ia telah menjauhkan diri dari Allah untuk bergantung kepada sesuatu yang tidak kuasa memberinya manfaat atau kerugian. Begitu juga takut kepada selain Allah.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegaskan dengan sabdanya : “Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu”.

Begitu pula dalam hal kerugian, “niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu”. Inilah yang disebut iman kepada taqdir.

Iman kepada taqdir adalah wajib, baik taqdir yang baik maupun yang buruk. Apabila seorang mukmin telah yakin dengan hal ini, maka apa perlunya dia meminta kepada selain Allah atau memohon pertolongan kepada yang lain. Begitu pula jawaban Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada malaikat Jibril ketika ia bertanya kepada beliau saat berada di langit (ketika mi’raj) : “Apakah engkau membutuhkan pertolongan?” Beliau menjawab : “Kalau kepadamu tidak”.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”, menguatkan keterangan tersebut diatas, maksudnya tidak berlawanan dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kemudian sabda beliau : “Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”, maksudnya beliau mengingatkan kepada manusia di dunia ini, terutama orang-orang shalih bahwa mereka itu selalu dihadapkan kepada ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah :

“Sungguh Kami pasti memberi cobaan kepada kamu sekalian dengan sesuatu berupa rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Dan gembirakanlah orang-orang yang bersabar, yaitu mereka yang bila ditimpa musibah, mereka berkata : ‘Sungguh kami semua adalah milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nyalah kami kembali’. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan limpahan karunia dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang terpimpin”. (QS. 2 : 155-157)

Allah berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu pastilah dipenuhi pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar : 10)

--sumber: Syarhul arba'iina Hadiitsan An Nawawiyah, Ibnu Daqiqil 'Ied

Friday, April 10, 2009

laa takhoofu walaa tahzanuu

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."

Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS 41:30-32)

Monday, April 06, 2009

doa cinta sang imam

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cinta-Mu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

reff:
kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalan-Nya

terangilah dengan cahya-Mu
yang tiada pernah padam
ya Robbi, bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal pada-Mu

Hidupkan dengan ma'rifat-Mu
matikan dalam syahid di jalan-Mu
Engkaulah Pelindung dan Pembela

--IZIS, Rabithah

Download mp3-nya di sini:
http://www.mediafire.com/?sharekey=fd7b6cba0306ba65d2db6fb9a8902bda

RBT/NSP-nya:

Telkomsel
Rabithah | 4860024
Do’a Rabithah | 4860025

Indosat:
Rabithah | 1804607
Do’a Rabithah | 1804612

XL:
Do’a Rabithah | 10503966
Pejuang Keadilan | 10503960

tuk IZIS:
Mohon maaf mp3-nya di share, semoga antum semua mendapat balasan kebaikan dari Allah, jazakumullah khoiron katsiro.

Thursday, April 02, 2009

Dongeng Anak: Siapa yang bodoh?

Pada zaman dahulu kala ada seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Demi untuk bajunya, dia menghabiskan banyak uangnya, sedikitpun ia tidak memikirkan pasukannya. Setiap hari setiap jam ia selalu mengganti busana baru. Dia suka berjalan-jalan ke taman dengan kereta kudanya hanya untuk memamerkan sejenak busana barunya.

Suatu hari, datanglah dua orang penipu yang mengaku sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka mengatakan bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai tidak terbayangkan oleh siapapun. Corak dan motif kain ini bukan saja sangat indah, bahkan busana tersebut memiliki efek yang unik, yaitu setiap orang yang tidak pantas duduk sebagai pejabat pemerintah atau orang-orang yang bodoh, tidak dapat melihat pakaian ini.

Ketika mendengar hal itu, raja sangat tertarik.
“Itulah adalah baju yang paling aku suka!” begitu yang terlintas dalam benak raja.
“Dengan mengenakan baju itu, aku bisa mengetahui siapa-siapa saja yang bodoh dalam kerajaanku, aku bisa mengetahui siapa-siapa saja yang bodoh dan pintar."

Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru untuk dirinya. Dia banyak menghabiskan uang tunai untuk kedua penipu ini. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju.

Kedua penipu ini memasang dua unit mesin tenun, lalu beraksi bagaikan sedang bekerja, tapi, di atas mesin tenun mereka tidak tampak sesuatu apapun. Mereka berulang kali meminta raja mengirimkan sutera dan emas untuk mereka. Mereka memasukkan semua ini ke kantung mereka sendiri, lalu berpura-pura sibuk bekerja hingga larut malam. Di atas kedua mesin tenun yang kosong melompong itu.

“Aku penasaran bagaimana hasil tenunan kain mereka,” pikir raja.

“Aku akan mengutus menteri senior untuk melihat pekerjaan tukang tenun itu,” kata raja.
“Dia pasti akan mengetahui bagaimana rupa kain itu, sebab dia bukan orang bodoh.”

Demikianlah menteri senior itu lalu berangkat ke lokasi kerja kedua penipu itu. Kedua penipu itu terus pura-pura sibuk bekerja di di atas mesin tenun yang kosong.

Kedua penipu itu memintanya mendekat, "Indah bukan? Lihatlah warna dan motif kainnya." kata penipu itu kepada menteri senior. Mereka menunjuk kedua mesin tenun yang kosong.

“Apa-apaan ini?” menteri senior itu kebingungan. Sang menteri senior itu membuka matanya lebar-lebar, tapi dia tidak melihat apapun, sebab memang tidak ada sesuatu apapun disana. “Aku tidak melihat apapun disini!” pikirnya. Akan tetapi dia tidak mau mengakuinya karena tidak ingin dianggap bodoh.

Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak.

Kedua penipu tersebut kembali meminta uang, sutera dan emas lebih banyak lagi. Alasan mereka untuk keperluan menenun kain. Mereka memasukkan semua itu ke dalam kantung mereka, tidak ada seuatas benangpun dipasang di atas mesin tenun. Tapi mereka terus saja sibuk di rak mesin yang kosong.

Tidak lama kemudian, raja mengutus pejabat yang lainnya untuk melihat pekerjaan tukang tenun itu, apakah kainnya sudah bisa segera diselesaikan. Nasibnya tidak jauh lebih baik dari menteri senior sebelumnya, ia mengamati dengan cermat, namun di atas ke dua mesin tenun itu kosong, ia tidak melihat sesuatu apapun. Tapi dia tidak akan membiarkan orang lain tahu kalau dia tidak bisa melihatnya, ia juga tak mau dianggap bodoh.

Akhirnya, raja bermaksud melihatnya sendiri pekerjaan kedua penipu tersebut. Beserta pengiringnya, raja berangkat ke tempat tinggal kedua penipu yang licik itu. Kedua penipu tersebut sedang menenun dengan lagak serius, tapi tidak tampak setitik bayanganpun di atas mesin tenun mereka.

“Coba anda lihat, indah bukan?” kata penipu tersebut.
“Silahkan paduka, corak dan motif yang begitu indah!” mereka menunjuk pada mesin tenun yang kosong itu.

Raja berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak melihat apa pun.
“Aku tidak melihat apapun! Ini benar-benar malapetaka! Apa benar aku orang yang bodoh? Apa aku tidak pantas menjadi raja? Ini adalah hal paling menakutkan yang belum pernah aku temui."

Untuk menutupi kebingungannya, Raja pun berpura-pura bisa melihat baju itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya”

“Saya sangat puas!” Lantas raja mengangguk-anggukan kepalanya menyatakan puas.

Ia pura-pura serius mengamati dengan cermat kain itu, sebab ia tidak mau mengatakan bahwa ia tidak melihat apapun.

Seluruh rombongan yang mengiringnya mengamati dengan seksama, tapi, mereka juga tidak melihat sesuatu apapun. Namun, mereka juga mengikuti kata-kata raja : “Wah, sungguh indah sekali!”

Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota.

Raja membawa serombongan prajurit-prajurit yang paling elite ke tempat kedua penipu tersebut. Kedua penipu mengangkat tangan mereka, seperti memegang sesuatu. “Lihatlah, celana ini, ini mantel! ini jas!”.

"Baju ini halusnya seperti jaring laba-laba, orang yang mengenakannya akan merasa seolah-olah tidak memakai apapun. Iinilah keunikan busana ini.”

“Benar,” ujar para prajurit. Tapi, mereka tidak melihat apapun, sebab memang tidak tampak sesuatu apapun.

“Sekarang, mohon paduka melepaskan pakaian,” ujar kedua penipu itu, “kami akan mengganti pakaian untuk paduka di depan cermin ini.

Raja melepaskan semua pakaiannya. kedua penipu ini lalu pura-pura memberikan satu demi satu pakaian baru yang baru mereka jahit kepada raja. Mereka melakukan sesuatu sesaat di lingkar pinggang raja, seperti menambatkan sesuatu, "Ini adalah Slaebet, yaitu sepotong kain panjang yang ditarik kebelakang pakaian, ia (kain) itu adalah suatu dandanan bangsawan Eropa zaman feodal." kata penipu itu.

Raja berputar-putar di depan cermin, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.

Para menteri yang harus menyangga slaebet raja, meraba kesana-kemari kain slaebetnya, bagaikan benar-benar memungut slaebet raja. Mereka tidak berani sampai diketahui orang lain kalau mereka benar-benar memang tidak melihat sesuatu apapun.

“Ya, Tuhan, pakaian ini begitu pas! Pola jahitan yang begitu indah!” ujar semua orang memuji.
“Semua orang sudah menyiapkan kubah (atap berbentuk payung) di luar, tinggal menungu sang raja, setelah itu bisa di buka dan berparade!” ujar petugas perayaan.

“Ya, saya sudah siap,” tandas Raja, "Apa pakaian ini pas di badan saya?” lalu raja berputar-putar sebentar di depan cermin. Raja ingin semua orang memandang dirinya dengan kagum karena pakaiannya yang indah.

Kedua penipu yang menyamar lalu berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa sutera dan benang-benang emas yang telah mereka sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju.

Begitulah, raja berparade di bawah kubah yang megah itu.

Seluruh rakyat telah mendengar bahwa raja akan mengenakan baju baru yang spesial hari itu. Saat sang raja muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun berseru-seru memuji sang raja.

“Astaga, busana baru raja benar-benar indah!"
"Betapa indahnya slaebet bawah di pakaian atasnya!"
"Pakaiannya begitu pas!”
Siapapun tidak mau sampai diketahui kalau diri sendiri tidak melihat apapun.

Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “Tetapi, raja kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!”

Semua terdiam.
Semua orang berbisik-bisik mendengar ucapan bocah polos ini.

Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur. Ia merasa malu tapi karena congkaknya ia tetap tidak mau mengakui. Dengan sedikit gemetar dan terburu-buru, raja kembali ke istana.

Moral of the story:
Kita sering merasa malu untuk mengakui kekurangan dan kesalahan kita. Dengan congkak dan angkuh tetap kukuh bertahan, maka yang terlihat adalah kebodohan kita dan banyak orang yang akan memanfaatkan kelemahan itu. Maka, jujur kepada diri sendiri adalah sifat paling pemberani.

(Sumber Minghui-net)